PENGERTIAN, HUKUM, DOA DAN ADAB ZIARAH KUBUR
Pengertian Ziarah Kubur
Ziarah kubur adalah salah satu ritual yang awalnya diharamkan lalu dibatalkan (manshukh) oleh Rasulullah SAW menjadi suatu anjuran yang disunahkan untuk dilakukan. Salah satu hikmah dari kesunahan ziarah kubur ini adalah mengingatkan kita pada keadaan orang-orang yang telah meninggal. Dengan mengingat kematian, seseorang menjadi lebih waspada dalam menjalankan hidupnya dan tidak mudah terbelenggu dalam gaya kehidupan yang tidak baik.
Hukum Ziarah Kubur
Rasulullah bersabda dalam haditsnya:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ
Artinya: (Dulu) Aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah kalian ke kuburan, sesungguhnya ziarah kubur membuat kalian zuhud di dunia dan mengingatkan kalian pada akhirat. (HR Ibnu Majah)
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah tidak hanya memerintahkan ziarah kubur, tapi beliau juga menjelaskan manfaat-manfaat dalam melaksanakan ziarah kubur. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً
“Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah),” (HR. Hakim).
Ziarah kubur juga dilakukan oleh Rasulullah, hal ini beliau lakukan setelah malaikat Jibril menemui Rasulullah seraya berkata:
إِنَّ رَبَّكَ يَأْمُرُكَ أَنْ تَأْتِيَ أَهْلَ الْبَقِيْعِ فَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ
“Tuhanmu memerintahkanmu agar mendatangi ahli kubur baqi’ agar engkau memintakan ampunan buat mereka” (HR. Muslim) Setelah adanya perintah dari Allah untuk menziarahi kuburan Ahli Baqi’, Rasulullah membiasakan menziarahi tempat tersebut pada saat giliran menginap di rumah Aisyah radliyallahu ‘anha.
Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah ‘Aisyah:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- - كُلَّمَا كَانَ لَيْلَتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- - يَخْرُجُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ إِلَى الْبَقِيعِ فَيَقُولُ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ غَدًا مُؤَجَّلُونَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ
“Rasulullah setiap kali giliran menginap di rumah ‘Aisyah, beliau keluar rumah pada akhir malam menuju ke makam Baqi’ seraya mengucapkan salam: ‘Salam sejahtera atas kalian wahai penghuni kubur dari kalangan kaum mukmin. Segera datang apa yang dijanjikan pada kalian besok. Sungguh, kami Insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni kubur Baqi’ Gharqad,” (HR. Muslim).
Berdasarkan dalil-dalil dalam hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa ziarah kubur adalah hal yang diperbolehkan bahkan tergolong sebagai hal yang dianjurkan (sunnah). Anjuran melaksanakan ziarah kubur ini bersifat umum, baik menziarahi kuburan orang-orang shalih ataupun menziarahi kuburan orang Islam secara umum. Hal ini seperti ditegaskan oleh Imam Al-Ghazali:
زيارة القبور مستحبة على الجملة للتذكر والاعتبار وزيارة قبور الصالحين مستحبة لأجل التبرك مع الاعتبار
“Ziarah kubur disunnahkan secara umum dengan tujuan untuk mengingat (kematian) dan mengambil pelajaran, dan menziarahi kuburan orang-orang shalih disunnahkan dengan tujuan untuk tabarruk (mendapatkan barakah) serta pelajaran,” (Al-Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Dien, juz 4, hal. 521)
Berdo’a saat Ziarah Kubur
Salah satu hal yang mestinya dilakukan oleh peziarah saat menziarahi kubur adalah mendoakan orang yang berada dalam kubur. Sebab doa dan zikir-zikir yang dibacakan oleh peziarah dengan niat pahalanya ditujukan pada orang yang telah meninngal, menurut kesepakatan para ulama pasti sampai pada mayit (orang meninggal).
Seperti yang dijelaskan dalam kitab Al-Adzkar:
Artinya: Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar: Para Ulama sepakat bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka. Diriwayatkan dari Nabi Muhammad bahwa sesungguhnya beliau bersabda: Tidak ada perumpamaan mayit di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong, mayit menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya atapun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya. (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nihayat al-Zain, halaman 281).
Adab Ziarah Kubur
Selain membacakan doa serta zikir-zikir pada saat ziarah kubur yang merupakan tujuan utama dalam berziarah, hendaknya bagi para peziarah juga menjaga adab-adab yang berlaku pada saat ziarah kubur.
Adab-adab dalam berziarah ini secara rinci dijelaskan dalam kitab Tafsir as-Siraj al-Munir:
Artinya: Hendaknya bagi orang yang berziarah di kuburan untuk berperilaku sesuai dengan adab-adab ziarah kubur dan menghadirkan hatinya pada saat mendatangi kuburan. Tujuannya datang ke kuburan bukan hanya sebatas berkeliling saja, sebab perilaku ini adalah perilaku binatang. Tetapi tujuan ziarahnya karena untuk menggapai ridla Allah SWT, memperbaiki keburukan hatinya, memberikan kemanfaatan pada mayit dengan membacakan di sisinya Al-Qur’an dan doa-doa. Dan juga ia menjauhi duduk di atas kuburan. Ketika telah masuk di area sekitar kuburan ia mengucapkan salam 'Assalamu alaika dara qaumi mukminin, wa inna insyaallahu bikum lahiqun (semoga kesalamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian).
Ketika sampai di kuburan mayit yang ia kenal, maka ucapkan salam padanya dan datangilah dari arah wajah mayit itu, karena menziarahi kuburannya sama seperti berbicara dengannya sewaktu hidup. Lalu orang yang berziarah merenungkan keadaan orang yang telah dikubur di bawah tanah, yang telah terpisah dari keluarga serta orang-orang yang dicintainya.
Orang yang berziarah hendaknya juga merenungkan bagaimana keadaan teman-temannya yang telah meninggal. Bagaimana impian mereka telah pupus dan bagaimana harta mereka sudah tidak lagi menolong mereka. Debu-debu telah bertaburan pada keindahan tubuh dan wajah mereka, organ tubuh mereka telah terpisah-pisah dalam tanah, lalu istri mereka menjanda, anak-anak mereka menjadi yatim. Dan nantinya giliran bagi dirinya untuk menjadi seperti teman-temannya akan tiba. Keadaannya di kubur sama persis seperti keadaan temannya, dan hartanya nantinya juga sama persis seperti harta teman-temannya (tidak dapat menolongnya). (Syekh Khatib Asy-Syirbini, Tafsir as-Siraj al-Munir, halaman 5277)
Mengucapkan Salam saat Ziarah Kubur:
Mengucapkan salam secara umum terlebih dahulu kepada orang-orang saleh yang dikuburkan di areal makam waliyullah sebagai berikut:
Assalaamu’alaikum daaro qoumim mu’miniin, wa innaa insyaa’alloohu bikum laahiquun. alloohumma laa tahrimnaa ajrohum walaa taftinnaa ba’dahum waghfirlanaa wa lahum.
“Kesejahteraan atas kalian, penghuni negeri akhirat dari kaum Mukminin dan sesungguhnya kami (jika ALLAH menghendaki) akan mengikuti kalian (ke alam kubur). Ya ALLAH, janganlah Engkau menghalangi kami balasan amal mereka, dan janganlah Engkau mendatangkan fitnah kepada kami sesudah (wafatnya) mereka, dan ampunilah kami dan mereka.”
Terus masuk mendekati makam waliyullah yang kita maksud sambil mengucapkan salam khusus untuknya sebagai berikut:
Assalaamu‘alaikum yaa waliyyallooh al-‘aarif billaah as-syaikh...… (sebutkan nama waliyullahnya) shoohiiba haadzihil maqbaroh, ji’naakum zaairiin, wa ‘ala maqoomikum waaqifiin, wa bikaroomatikum mutawassiliin, laa turodda ‘alainaa khooibiin, istauda’naa ‘indakum syahaadata an laa ilaaha illallooh wa anna muhammadar rosuulullooh
“Kesejahteraan atasmu, duhai kekasih ALLAH, yang makrifat kepada ALLAH, Syekh.... (sebutkan nama waliyullahnya), penghuni pekuburan ini, kami datang kepadamu dengan maksud berziarah, dan berdiri di hadapan maqom (kemuliaan martabat)mu, dan bertawassul melalui karomahmu, janganlah engkau menolak kami dalam keadaan merugi. Kami menitipkan di sisimu kesaksian bahwasanya tiada tuhan yang haq disembah kecuali ALLAH, dan bahwasanya Nabi Muhammad itu utusan ALLAH.”
Setelah itu membaca Alfatihah tawassul, Al-Qur'an / Yasin dan Tahlil serta doa.
Kemudian ditutup dengan membaca doa tawassul berikut ini:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ عِبَادَ اللهِ
عِبَادَ اللهِ رِجَالَ اللهِ # أَغِيْثُوْنَا لِأَجْلِ اللهِ
وَ كُوْنُوْا عَوْنَنَا لِلّٰهِ # عَسَى نَحْظَى بِفَضْلِ اللهِ
وَ يَا أَقْطَابْ وَيَا أَنْجَابْ# وَ يَا سَادَاتْ وَ يَا أَحْبَابْ
وَ أَنْتُمْ يَا أُوْلِى الْأَلْبَابِ # تَعَالَوْا وَانْصُرُوْا لِلّٰهِ
سَئَلْنَاكُمْ سَئَلْنَاكُمْ # وَ لِلزُّلْفَى رَجَوْنَاكُمْ
وَ فِيْ أَمْرٍ قَصَدْنَاكُمْ # فَشُدُّوْا عَزْمَكُمْ لِلّٰهِ
فَيَارَبِّيْ بِسَادَاتِيْ # تَحَقَّقْ لِيْ اِشَارَتِيْ
عَسَى تَأْتِيْ بِشَارَتِيْ # وَ يَصْفُوْ وَقْتُنَا لِلّٰهِ
بِكَشْفِ الْحُجْبِ عَنْ عَيْنِيْ # وَ رَفْعِ الْبَيْنِ مِنْ بَيْنِيْ
وَطَمْسِ الْكَيْفِ وَالْأَيْنِ # بِنُوْرِ الْوَجْهِ يَا اَللهُ
صَلاَةُ اللهِ مَوْلاَنَا # عَلَى مَنْ بِالْهُدَى جَانَا
وَمَنْ بِالْحَقِّ اَوْلاَنَا # شَفِيْعِ الْخَلْقِ عِنْدَ اللهِ
لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ # لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ يُحْيِ الْقَلْبَ ذِكْرً اللهِ
لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ# لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ
« Prev Post
Next Post »
Posting Komentar